Update Ebook :

Ebook Muhammad Prophet for Our Time Karen Armstrong


Judul Buku : Muhammad Prophet for Our Time
Penulis : Karen Armstrong
Bahasa : Bahasa Indonesia
File : PDF
Jumlah Halaman : 299
Besar File : 5.8 Mb

Sedikit Pengantar Dari Buku Muhammad Prophet for Our Time

Waktu itu masih era Orde Baru. Para cendekiawan Islam berkumpul di rumah Alwi Shihab. Saya menyampaikan makalah tentang perlunya ijtihad. Saya kutip riwayat dari tarikh Thabari berkenaan dengan kelakuan Khalid bin Walid yang membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi jandanya tanpa iddah. Apa yang dilakukan Khalid itu disebut oleh Abu Bakar sebagai ijtihad dan oleh 'Umar perzinaan. Salah seorang kiai yang hadir di situ bangkit dan marah-marah. Ia menuding saya berdusta. Saya yakinkan ia bahwa saya hanya sekadar mengutip Thabari. Katanya, Thabari itu Syi'ah; padahal siapa pun tahu bahwa Thabari itu Ahli Sunnah.

Malam itu saya menyadari bahwa paling tidak ada dua versi atau pembacaan sejarah Islam, sesuai dengan mazhabnya. Pada pembacaan kawan saya, kisah sahabat Nabi adalah kisah manusia-manusia suci. Mereka adalah umat pilihan yang dijamin masuk surga, generasi terbaik dalam sejarah Islam. Jadi, bila membaca riwayat yang menunjukkan perilaku buruk sahabat, ia akan menisbahkannya kepada pembuat kebohongan. Bagi saya, sahabat Nabi adalah generasi Islam pertama yang berbeda-beda dalam keimanan dan keilmuannya, sesuai dengan pengalaman mereka bersama Nabi Saw. Ada sahabat yang menyertai Nabi sejak lahir; dan ada sahabat yang bertemu dengan Nabi satu atau dua hari saja.

Ada yang cerdas dan ada yang tidak. Ada yang benar memahami Nabi dan ada juga yang tidak. Masih pada zaman Orde Baru, seorang kiai sepuh di Bangil dihujat ulama lainnya. Ia dimaki-maki di mimbar-mimbar jumat dan pengajian. Pasalnya, ia menerbitkan buku dengan judul Rasulullah Saw. Tidak Bermuka Masam. Kiai itu menolak cerita umum tentang sahabat buta. Konon, Abdullah bin Ummi Maktum datang menemui Nabi untuk belajar Islam. Nabi sedang berada di tengah-tengah kaum aristokrat Quraisy. Nabi merasa terganggu oleh kehadiran si buta. Beliau memalingkan wajahnya sambil bermuka masam. Allah langsung menegurnya: Ia bermuka masam dan berpaling, karena datang kepadanya orang buta (QS 'Abasa [80]: 1-2). "Ia di situ bukan Nabi Saw.," kata Kiai sepuh itu. Lalu, ia menuturkan kisah Nabi yang tidak pernah berpaling dan kaum miskin. Kalau begitu, siapa "ia" yang dimaksud dalam ayat itu? Tergantung versi cerita yang Anda pilih.

Selain itu, anda juga harus baca buku Marketing Ala Nabi Muhammad,

[mirror download]
[mirror download]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ebook Gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger